Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cerita dalam Sepotong Tahu

Kompas.com - 29/03/2010, 16:05 WIB

Budi Suwarna

Kalau tidak ada keluarga Boen Keng, mungkin tak akan pernah sepotong tahu bisa menjadi ikon sebuah kota. Bagaimana rasa tahu legendaris yang telah diproduksi sejak lebih dari 100 tahun lalu di Sumedang, Jawa Barat, itu?

Kami mengunjungi Sumedang, Februari lalu. Sejak memasuki wilayah perbatasan Sumedang-Bandung, tepatnya di kawasan Cileunyi, ”aroma” tahu sudah mulai tercium. Di pinggir jalan, kios-kios kecil berjejer menjajakan tahu sumedang, berikut lontong, dan cengek (cabai rawit)-nya.

Memasuki kawasan Cadas Pangeran, penjaja tahu sumedang kian banyak. Bisa dikatakan, hampir semua warung makan di kawasan yang berjurang-jurang itu menyediakan tahu sumedang. Di dalam kota Sumedang, lebih banyak lagi. Rupanya, orang Sumedang tidak bisa ”hidup” tanpa tahu.

Dari ribuan tahu yang diperdagangkan di Sumedang, ada satu yang sangat terkenal dan legendaris, namanya tahu Boen Keng. Tahu ini bisa kita peroleh hanya di pusat kota Sumedang sebab pengelolanya tidak membuka tempat penjualan di kota lain.

Kami mampir ke salah satu rumah makan tempat penjualan tahu Boen Keng di pusat kota Sumedang, Rabu siang di awal Februari. Sejak di tempat parkir, aroma segar tahu goreng langsung menyergap. Sebenarnya, kami sudah makan siang, tetapi perut kami keroncongan lagi begitu mencium aroma tahu Boen Keng.

Siang itu kami harus bersaing dengan puluhan pembeli lain yang datang dan pergi ke rumah makan yang didirikan sejak tahun 1917 itu. Sambil menunggu pesanan, pembeli bisa melihat atraksi para pegawai menggoreng tahu di penggorengan ukuran jumbo. Sekali goreng bisa seratus tahu.

Saking banyaknya pembeli, sore itu stok tahu di rumah makan tersebut sempat habis. Seorang pengelola warung pun bergegas ke pusat pembuatan tahu Boen Keng di Jalan 11 April Nomor 53 untuk mendapatkan stok baru. Beruntung kami masih kebagian tahu sumedang legendaris itu.

Sepintas, tahu Boen Keng nyaris sama dengan tahu sumedang kebanyakan. Kulit luarnya berwarna coklat terang dan agak kasar, dagingnya berwarna putih, dan ukurannya kecil-kecil, yakni sekitar 3 cm x 3 cm. Namun, soal rasa, tahu Boeng Keng bisa dibilang ”rajanya”. Tahu ini rasanya gurih, segar, dan lembut di lidah. Daging tahu Boen Keng juga lebih tebal.

Istimewa

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com